Dua raksasa otomotif Jepang, Nissan dan Honda, memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan mereka tentang merger. Mereka sebenarnya ingin membentuk grup otomotif baru senilai US$ 60 miliar atau Rp 981,66 triliun, tapi rencana tersebut akhirnya batal. Meskipun begitu, keduanya tetap berjanji untuk bekerja sama dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Menurut Reuters, pembicaraan tentang merger antara kedua produsen mobil itu menjadi rumit karena perbedaan pendapat yang semakin besar. Terutama setelah Honda mengusulkan agar Nissan hanya menjadi anak perusahaan dalam grup hasil merger. Masalahnya semakin rumit karena kondisi Nissan yang masih terpuruk akibat masalah manajemen yang berkepanjangan, sehingga posisi Honda lebih unggul dalam negosiasi merger.
Namun, Nissan merasa bahwa posisinya setara dengan Honda, sehingga timbul banyak perselisihan dan ketidaksepakatan antara keduanya. Akhirnya, rencana merger mereka senilai Rp 981 triliun harus dibatalkan. “Honda merasa percaya diri dan memiliki keunggulan, sementara Nissan sedang dalam situasi sulit,” ujar analis otomotif Jepang dari pialang CLSA, Christopher Richter. “Mungkin mereka perlu memikirkan strategi yang berbeda,” tambahnya.
Sebelumnya, rencana merger antara Honda dan Nissan diharapkan akan menciptakan perusahaan otomotif terbesar keempat di dunia setelah Toyota, Volkswagen, dan Hyundai. Kedua perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman terkait rencana merger tersebut pada Desember 2024. Mereka berencana untuk finalisasi merger pada Juni 2025 dan menyelesaikannya pada Agustus 2026.
Presiden Honda Motor Co, Toshihiro Mibe, menyatakan bahwa kedua perusahaan berusaha untuk menyatukan operasi mereka di bawah satu perusahaan induk yang dipimpin oleh Honda. Mereka akan tetap mempertahankan prinsip dan merek dari masing-masing perusahaan.
Selain itu, mitra Nissan, Mitsubishi Motors, juga ikut serta dalam diskusi tentang merger tersebut. Namun, Mitsubishi kemudian memutuskan untuk tidak ikut serta dalam merger tersebut. Mereka secara terbuka menyatakan bahwa mereka akan mundur dari pembicaraan merger.
Meskipun rencana merger antara Honda dan Nissan akhirnya gagal karena perselisihan pendapat, keduanya tetap berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mengembangkan teknologi kendaraan listrik. Meskipun rencana merger batal, kolaborasi antara kedua perusahaan tetap berlanjut untuk menciptakan inovasi dalam industri otomotif.