Peternak Itik di Kerinci Jambi Menjadi Korban Pembunuhan Oleh Rekannya

Peternak itik di Kabupaten Kerinci, Jambi tewas dibunuh setelah menagih ganti rugi terhadap rekannya karena meracuni ternak miliknya. Informasi yang VIVA dapatkan menyebutkan bahwa korban ditemukan tewas di area persawahan Desa Koto Dumo Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, Jambi. Saat ditemukan, pihak kepolisian menemukan luka di bagian belakang kepala dan dada korban, sehingga korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk memastikan penyebab kematian.

Kapolres Kerinci, AKBP M.Mujib, saat dimintai konfirmasi mengonfirmasi penemuan mayat di area persawahan tersebut. Menurutnya, kepala korban terdapat bekas luka di bagian belakang kepala dan dada. “Ya benar ada penemuan mayat dan sudah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum,” ujarnya pada Selasa, 26 November 2024.

Mujib menjelaskan bahwa setelah dilakukan visum dan identifikasi korban, diketahui bahwa korban bernama Zahrial, seorang peternak itik berusia 64 tahun asal Pendung Tengah, Sitinjau Laut, Kerinci. Korban diduga meninggal akibat dipukul dengan kayu penggilingan padi. “Korban dipukul dengan kayu penggilingan padi,” tambahnya.

Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan ternyata adalah teman korban sendiri. Informasi ini terungkap setelah saksi-saksi diperiksa oleh Satreskrim Polres Kerinci. Setelah mendapatkan ciri-ciri pelaku, Kapolres langsung memerintahkan penangkapan pelaku.

“Pelaku bernama Pahrazi (50) warga Mekar Jaya, Tanah Kampung berhasil ditangkap dan langsung diperiksa secara intensif,” jelas Mujib. Pelaku mengakui bahwa alasan pembunuhan tersebut adalah karena sakit hati, setelah korban menuduhnya meracuni ternak itik korban sebanyak 6 lusin dan menagih ganti rugi. Namun, pelaku membantah tuduhan tersebut.

“Pelaku mengaku tidak pernah meracuni ternak itik korban. Saat korban menuduh, terjadi pertengkaran dan pelaku langsung memukul korban dengan kayu penggilingan padi,” ungkapnya. Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Dalam kasus ini, terlihat betapa pentingnya penyelesaian masalah dengan cara yang bijaksana dan damai. Konflik yang terjadi seharusnya bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik, tanpa harus sampai pada tindakan kekerasan seperti yang terjadi pada kasus ini. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu menjaga emosi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih dewasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *