Dalam dunia demokrasi, penting bagi perempuan untuk memiliki tempat yang terhormat di dunia politik. Oleh karena itu, bagi Partai Demokrat, keterwakilan perempuan adalah suatu keharusan.
“Kami percaya bahwa setiap suara, termasuk suara perempuan, harus dihargai dan didengar,” kata Ketua Umum Srikandi Demokrat, Annisa Pohan Yudhoyono, di Jakarta pada Jumat (19/7).
Menurut Annisa, demokrasi yang sejati memerlukan partisipasi penuh dan inklusif dari seluruh masyarakat, termasuk memastikan bahwa perempuan memiliki tempat yang terhormat dalam politik. Dengan memastikan keterwakilan perempuan, partai politik membantu mengurangi ketidakadilan struktural dan diskriminasi yang telah lama menghambat kemajuan perempuan.
Annisa juga menekankan pentingnya bagi kaum perempuan untuk memahami secara filosofis konsep keterwakilan, number counts, dan politics of presence.
“Dalam konteks demokrasi, konsep keterwakilan adalah esensi dari pemerintahan yang sejati, di mana semua suara, termasuk suara perempuan, harus didengar dan diwakili. Sedangkan ‘number counts’ mengacu pada pentingnya jumlah perempuan yang cukup dalam struktur politik, guna memastikan bahwa isu-isu yang relevan terkait dengan hak dan kewajiban kaum perempuan, bisa lebih diperhatikan dan ditangani serius,” jelas Annisa.
Lebih lanjut, politik perempuan menekankan “politics of presence”, yaitu kehadiran perempuan dalam politik bukan hanya soal angka, tetapi juga bagaimana peran perempuan bisa memberikan perspektif yang unik untuk mempengaruhi keputusan dan kebijakan publik.
Annisa juga menegaskan bahwa perempuan perlu terlibat dalam politik karena mereka membawa perspektif dan pengalaman yang berbeda, yang sangat penting dalam pengambilan keputusan yang inklusif dan representatif.
“Ketika perempuan terlibat dalam politik, mereka dapat memperjuangkan hak-hak mereka, memastikan bahwa isu-isu yang berdampak pada perempuan dan keluarga bisa segera diangkat, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan setara,” tegas Annisa.
Namun, Annisa juga menyadari bahwa perempuan sering kali tertinggal dalam politik karena berbagai faktor, seperti tradisi patrilineal yang kuat, stereotype gender, kurangnya akses perempuan ke sumber daya politik dan ekonomi, serta hambatan struktural dalam sistem politik elektoral suatu negara.
Dia mengimbau semua pihak untuk terus membuka kesadaran masyarakat, terutama kaum perempuan, untuk ambil bagian dan berperan aktif dalam politik.
“Perempuan harus berani mengambil posisi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Dengan begitu, perempuan dapat memastikan bahwa mereka memiliki peran yang signifikan dalam membentuk kebijakan publik dalam suatu negara,” tambahnya.
Annisa berharap bersama-sama kita dapat membangun masa depan yang lebih baik, di mana perempuan dan laki-laki dapat berdiri sejajar dan bekerja sama untuk kesejahteraan bangsa.
“Saya mengajak semua kader Perempuan Demokrat untuk terus bersemangat, berjuang, dan berkontribusi dalam pemenangan Pilkada di daerah masing-masing, serta mempersiapkan kader-kader perempuan terbaik untuk pemilihan kepala daerah mendatang,” tutup Annisa.