Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, telah mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan untuk tujuan yang positif, terutama di tahun politik. Dalam era digitalisasi yang semakin pesat, penggunaan internet dan media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur.
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII 2024), Jawa Timur menduduki peringkat ke-2 sebagai provinsi dengan jumlah pengguna internet terbanyak di Pulau Jawa, dengan total 34,06 juta pengguna. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran media sosial dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, baik secara personal maupun profesional.
Salah satu sektor yang telah berhasil memanfaatkan internet dan media sosial dengan baik di Jawa Timur adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan memanfaatkan platform-platform digital seperti Instagram, Facebook, dan marketplace online, UMKM di Jawa Timur dapat memperluas jangkauan pasar mereka hingga ke seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Hal ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha mereka, tetapi juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada sebagian kecil dari masyarakat yang memanfaatkan media sosial untuk kegiatan yang negatif. Penyebaran hoaks, konten yang menciptakan perpecahan, hate speech, dan berita palsu merupakan contoh-contoh penggunaan media sosial yang tidak sesuai dengan semangat positif yang diusung oleh Gubernur Khofifah. Dengan adanya situasi politik yang semakin memanas menjelang pemilihan umum, penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi yang tidak benar atau berorientasi pada kepentingan tertentu dapat memiliki dampak yang merugikan bagi stabilitas sosial dan politik.
Oleh karena itu, ajakan Gubernur Khofifah untuk bijak menggunakan media sosial dan menggunakannya untuk tujuan yang positif sangatlah penting. Masyarakat Jawa Timur perlu menjadi pengguna yang cerdas dan kritis dalam menyaring informasi yang diterima dari media sosial, serta mengedukasi diri mereka sendiri tentang dampak negatif dari penyebaran hoaks dan hate speech. Dengan demikian, mereka dapat turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan bermanfaat bagi semua orang.
Dalam menghadapi tahun politik, penting bagi masyarakat Jawa Timur untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang benar, membangun dialog yang konstruktif, dan saling menghormati pendapat yang berbeda, masyarakat Jawa Timur dapat menjadi contoh yang baik dalam mengelola media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab. Demi menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkembang, mari kita bersama-sama menjadikan media sosial sebagai sarana untuk membangun kebaikan dan kemajuan bersama.