Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dengan tegas menyatakan bahwa pengerukan sedimentasi di perairan Pelabuhan Morodemak, Kecamatan Bonang, bukan dilakukan untuk kepentingan ekspor. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Demak, Nanang Tasunar, menjelaskan bahwa pengerukan tersebut bertujuan untuk kepentingan masyarakat dan rehabilitasi kawasan.
Nanang menegaskan bahwa pengerukan sedimentasi tidak akan berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. “Kita tidak akan melakukan ekspor sedimen ini, kita hanya mengambilnya dalam jumlah tertentu saja. Hal ini tidak akan merusak pantai,” ujar Nanang saat diwawancarai di Morodemak.
Lokasi pengerukan sedimentasi dipilih berdasarkan alur lalu lintas kapal nelayan di kawasan Pelabuhan Morodemak. “Sedimen yang diambil diperkirakan memiliki kedalaman empat meter dan panjang sekitar 500 meter,” jelas Nanang.
Sedimentasi pasir laut di Pesisir Demak telah lama menjadi keluhan para nelayan, karena harus memutar jalur kapal mereka untuk menghindari sedimentasi. Hal ini menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. “Para nelayan harus memutar kapal hingga 2,3 kilometer ke timur, sehingga biaya bahan bakar menjadi lebih mahal,” tambahnya.
Menurut perhitungan dari Universitas Diponegoro Semarang, pemborosan bahan bakar nelayan akibat sedimentasi mencapai Rp 7 miliar per tahun. “Setiap kapal bisa menghabiskan hingga 10 juta rupiah per tahun hanya untuk menghindari sedimentasi,” lanjut Nanang.
Untuk mengatasi masalah ini, hasil pengerukan sedimentasi akan digunakan untuk penanaman mangrove di tepi pantai. Nanang yakin bahwa penanaman mangrove ini dapat membantu mencegah banjir rob dan mendukung pertambakan di kawasan tersebut.
Dia berharap, dengan adanya dukungan dana dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan, ekosistem di wilayah Morodemak dapat pulih. “Dengan adanya dana dari KKP dan CSR, semoga pengerukan sedimentasi ini dapat memberikan manfaat bagi nelayan dan lingkungan sekitar,” ucap Nanang.
KKP telah menjadikan Pesisir Demak sebagai pilot project untuk pengembangan pemanfaatan sedimentasi laut secara berkelanjutan. Proyek ini akan meliputi pembersihan sedimen, revitalisasi pelabuhan perikanan, proteksi garis pantai, rehabilitasi mangrove, revitalisasi tambak, hingga pengembangan pariwisata.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa KKP akan mengembangkan kawasan tersebut dengan konsep rehabilitasi, penanaman mangrove, penataan kawasan, dan pengembangan sumber daya perikanan. “Kami berharap proyek ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan potensi pariwisata di kawasan Morodemak,” tuturnya.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Pesisir Demak dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sedimentasi laut yang berkelanjutan.