Di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Riau, aksi keji yang dilakukan preman bernama Bismar sempat menggemparkan masyarakat sekitar. Bismar merenggut nyawa seorang pemuda bernama Yono, berusia 22 tahun, dan membuang jenazahnya di sumur tua, semuanya dalam upaya untuk merampas barang-barang berharga milik korban. Peristiwa tragis ini bermula saat korban diajak temannya Sadam (SH) untuk minum minuman beralkohol di warung remang-remang di jalan raya antara Riau dan Sumut, di KM 7 di Bagan Sinembah. Hal itu dilaporkan Kapolda Rohil AKBP Andrian Pramudianto yang mengatakan, korban bersama SH sedang mengonsumsi minuman beralkohol di toko tersebut pada Minggu malam sebelumnya. Setelah menghabiskan minumannya, Sadam pergi mengambil sejumlah uang dari rumahnya karena ia hanya mempunyai uang Rp 400.000 sedangkan tagihannya Rp 450.000. Sementara korban tetap tinggal di toko menunggu kepulangan Sadam,. Sayangnya saat Sadam tiba, korban sudah tidak ditemukan.
Tindakan kekerasan yang dilakukan Bismar menyoroti sisi gelap masyarakat yang didominasi oleh keserakahan, kekuasaan, dan kurangnya penghargaan terhadap kehidupan manusia. Hal ini merupakan pengingat akan bahaya yang ditimbulkan oleh individu yang memprioritaskan kepentingannya sendiri di atas kesejahteraan orang lain. Nasib tragis yang menimpa Yono menjadi kisah peringatan bagi semua orang, menyoroti konsekuensi yang dapat timbul dari pergaulan dengan individu berbahaya dan terlibat dalam perilaku berisiko.
kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum dan sistem peradilan yang efektif dalam menjamin keselamatan dan keamanan warga negara. Tindakan cepat aparat dalam mengusut dan menangkap pelakunya menunjukkan komitmen aparat penegak hukum dalam menegakkan supremasi hukum dan meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan atas perbuatannya. Melalui upaya penuh dedikasi aparat penegak hukum seperti AKBP Andrian Pramudianto, keadilan dapat ditegakkan dan masyarakat dapat terlindungi dari tindakan kekerasan yang tidak masuk akal tersebut.
Sangat penting bagi masyarakat untuk memikirkan faktor-faktor mendasar yang berkontribusi terhadap tindakan brutal tersebut dan mengatasinya secara proaktif. Dengan mengedepankan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan rasa hormat terhadap orang lain, masyarakat dapat menumbuhkan budaya damai dan harmonis di mana konflik diselesaikan melalui dialog dan kerja sama, bukan menggunakan kekerasan. Inisiatif pendidikan dan kesadaran juga dapat memainkan peran penting dalam mencegah insiden kekerasan di masa depan dengan mempromosikan budaya non-kekerasan dan saling pengertian di antara individu.
Peristiwa tragis pembunuhan brutal Yono oleh Bismar menyoroti perlunya kewaspadaan, empati, dan komitmen terhadap keadilan di masyarakat. Hal ini menjadi seruan bagi setiap individu untuk memprioritaskan rasa belas kasih dan rasa hormat satu sama lain, dan bagi pihak berwenang untuk menjunjung tinggi supremasi hukum guna menjamin keselamatan dan kesejahteraan semua warga negara. Dengan belajar dari peristiwa malang ini dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah tindakan kekerasan serupa di masa depan, kita dapat berupaya menuju masyarakat yang lebih damai dan harmonis untuk semua.