Pernyataan Menteri Airlangga! Defisit Fiskal Indonesia Lebih Tinggi Dibandingkan Negara Lain

Kebijakan defisit fiskal Indonesia untuk jangka menengah ditetapkan sebesar 2.29-2.82% PDB, menurut Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto. Keputusan ini diambil untuk mendukung anggaran negara yang sehat dan berkelanjutan, dengan fokus pada rasio pajak, keseimbangan primer kembali surplus, dan rasio utang di bawah 40% PDB.

Selama tiga tahun terakhir, defisit fiskal Indonesia masih berada di bawah 3%. Pada tahun 2022, defisit mencapai 1.62%, diikuti oleh 2.35% pada tahun 2023 dan 2.2% pada tahun berjalan.

Menteri Airlangga menekankan relatif kuatnya defisit fiskal Indonesia dibandingkan negara lain. Sedangkan defisit India berada di angka -7.9%, Tiongkok di 7.9%, Amerika Serikat di -6.67%, Jepang -6%, Thailand -4%, Filipina -4%, dan Malaysia -3.9%, defisit Indonesia jauh lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa defisit fiskal Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain.

Selain itu, rasio utang Indonesia juga mengungguli negara lain, dengan rasio utang Jepang mencapai 254%. Hal ini menunjukkan posisi fiskal Indonesia yang relatif sehat dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Fokus pemerintah dalam menjaga defisit fiskal yang moderat sangat penting dalam menjamin stabilitas dan keberlanjutan perekonomian jangka panjang. Dengan mengelola defisit secara hati-hati, Indonesia dapat menghindari pinjaman berlebihan dan mempertahankan tingkat utang yang wajar dibandingkan dengan PDB-nya. Pendekatan ini membantu membangun kepercayaan investor, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memberikan landasan bagi pembangunan di masa depan.

Penekanan Kementerian Perekonomian terhadap pengelolaan fiskal yang hati-hati mencerminkan komitmen terhadap tata kelola dan pengelolaan ekonomi yang bertanggung jawab. Dengan menetapkan target defisit fiskal yang jelas, pemerintah menunjukkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses penganggarannya. Pendekatan ini menumbuhkan kepercayaan di antara masyarakat dan investor, sehingga berkontribusi terhadap lingkungan bisnis yang menguntungkan dan ketahanan ekonomi secara keseluruhan.

Penting bagi Indonesia untuk terus memantau kinerja fiskalnya dengan cermat dan menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan untuk menjaga stabilitas. Kondisi perekonomian dapat berubah dengan cepat, dan pemerintah harus siap beradaptasi terhadap guncangan eksternal dan tantangan internal. Dengan tetap waspada dan proaktif dalam mengelola defisit fiskal, Indonesia dapat mengatasi ketidakpastian dan memanfaatkan peluang pertumbuhan dan pembangunan.

Komitmen Indonesia untuk mempertahankan defisit fiskal yang moderat merupakan langkah positif dalam menjamin stabilitas dan keberlanjutan perekonomian. Dengan menetapkan target yang jelas dan menerapkan kebijakan fiskal yang bertanggung jawab, pemerintah dapat meletakkan dasar yang kokoh bagi pertumbuhan dan kesejahteraan jangka panjang. Dengan pengelolaan yang cermat dan perencanaan strategis, Indonesia dapat mengatasi tantangan dan mencapai potensi ekonomi sepenuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *