Ratusan warga melakukan aksi penggerudukan terhadap Pondok Pesantren Bani Mamun di Desa Gembok Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang pada hari Minggu sekitar pukul 14.00 WIB. Aksi ini melibatkan ratusan massa yang dipicu oleh dugaan pencabulan yang dilakukan oleh pimpinan ponpes yang berinisial KH.
Kepala Desa Gembok Udik, Arsyad, menyatakan bahwa kemarahan warga dipicu oleh kasus pencabulan yang telah dilaporkan ke Mapolres Serang. Ketika ratusan massa menggeruduk ponpes tersebut, terduga pelaku berhasil bersembunyi di rumah warga sekitar. Akibat dari aksi penggerudukan ini, beberapa bangunan ponpes mengalami kerusakan, termasuk dua gazebo yang hangus dibakar oleh massa.
Menurut Arsyad, sebagian besar massa yang terlibat dalam aksi penggerudukan berasal dari luar desa. Mereka masih berkumpul di sekitar ponpes hingga menjelang Magrib, dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Puluhan personel dari Polres Serang dan Polsek Cikande masih berjaga di sekitar ponpes untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.
Arsyad juga mengungkapkan bahwa ponpes yang dipimpin oleh KH sangat tertutup dari dunia luar. Bahkan, aparat desa sendiri tidak begitu mengenal ponpes tersebut yang dipimpin oleh terduga pelaku. Situasi ini menunjukkan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam sebuah lembaga pendidikan seperti pondok pesantren.
Aksi penggerudukan yang dilakukan oleh ratusan warga ini menunjukkan betapa seriusnya masyarakat dalam menanggapi kasus-kasus pencabulan. Namun, penting bagi semua pihak untuk tetap tenang dan menyerahkan proses hukum kepada aparat yang berwenang. Semua pihak harus bekerja sama untuk menyelesaikan kasus ini dengan bijaksana dan adil.
Diharapkan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik dan keadilan dapat ditegakkan. Semua pihak harus belajar dari kejadian ini agar dapat mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Kita semua harus bersatu dan bekerja sama demi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang, terutama bagi para santri yang merupakan generasi penerus bangsa.